22
Jul 2014

JAKARTA - Direktur The Wahid Institute Yenni Wahid meminta para pemuda untuk terus berada di garis depan dalam memperjuangkan pluralisme dan toleransi dalam keberagaman. Perjuangan ini bisa dimulai dari diri sendiri, terutama dengan menanamkan nilai-nilai “berbagi dalam perbedaan”.

 

Hal ini disampaikan Yenni Wahid ketika mengisi “Dialog Toleransi Pemuda Lintas Agama” di aula The Wahid Institute, Sabtu (19/7) petang. Dialog itu menghadirkan 50 pemuda-pemudi dari berbagai agama serta aliran kepercayaan dan keyakinan di Indonesia.

 

Menurut Yenni, dalam isu toleransi beragama kini masyarakat Indonesia bahkan telah kehilangan kepercayaan kepada insitusi pemerintah. Ini terjadi karena masih banyak aparatur atau institusi pemerintah yang mendiskriminasi.

 

“Misalnya dalam masalah perusakan rumah ibadah, pemaksaan agama dan keyakinan tertentu, banyak aparatur dan institusi pemerintah yang memihak atau menguntungkan mayoritas. Ini kemudian membuat kepercayaan terhadap pemerintah semakin berkurang,” sebut Yenni.

 

“Lalu, dalam keadaan seperti ini, pemuda harus tetap berjuang untuk toleransi. Mulailah dari diri sendiri, bahkan dari hal-hal kecil. Misalnya, menghargai ibadah orang lain,” katanya.

 

Untuk itu, Yenni mengajak pemuda-pemudi Indonesia untuk lebih kritis menyuarakan dan memperjuangkan toleransi beragama di Indonesia. “Harus lebih kritis. Tapi, jangan sampai anarkis,” kata Yenni.

 

Pembicara lain pada dialog  itu, Azwar Hasan, mengajak pemuda-pemudi Indonesia untuk terus meningkatkan nilai-nilai “berbagi dalam perbedaan”. Menurutnya, nilai-nilai ini akan memperkuat Indonesia dalam keberagaman.

 

“Perbedaan yang ada adalah kekayaan kita Indonesia. Maka perbedaan yang ada bukan untuk diperbincangkan atau bahkan dipermasalahkan, tapi untuk dijalani,” ujar Azwar. (WI)

4886
 

Add comment


Security code
Refresh